wibiya widget

Jumat, 04 Mei 2012

Makalah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dampak dari meningkatnya pelayanan kesehatan, peningkatan ekonomi, serta pola dan gaya hidup yang mengikuti arus globalisasi erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Pola dan gaya hidup yang telah bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan yang siap saji. Disamping itu, cara hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk berolahraga. Pola hidup yang seperti inilah yang menyebabkan peningkatan penyakit-penyakit degeneratif seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), Hipertensi, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia.
Diabetes adalah salah satu penyakit degeneratif yang akan meningkat jumlahnya di masa datang.
Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Kapita Selekta, ed.3, jilid 1, 2001: hal. 580).
Insulin adalah hormon yang berfungsi sebagai pengangkut dan menstimulasi glukosa untuk di simpan dalam hati, otot dan sel yang akan di jadikan sebagai nutrisi dan energi. Ketidakmampuan sel beta memproduksi insulin ini sering menjadi masalah yang di alami individu akibat faktor keturunan dan gaya hidup atau pola makan tidak sehat, sebagai akibatnya sel beta mengalami gangguan karena terlalu sering bekerja, apabila hal ini terjadi maka kadar gula dalam darah semakin tinggi atau yang di kenal dengan Diabetes Melitus.
Diabetes Mellitus adalah masalah kesehatan yang serius di dunia. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap Diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 100 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang.
WHO memperkirakan Indonesia akan menempati peringkat no. 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025. Di DKI Jakarta sendiri telah dilakukan penelitian di 5 wilayah DKI Jakarta dengan hasil sebanyak 15,1 % dengan diabetes mellitus yang terdeteksi sebesar 3,8% dan yang tidak terdeteksi sebesar 11,3%.
Dari aspek promotif di tujukan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesehatan individu dapat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan tentang diabetes melitus, untuk pencegahan terjadinya penyakit terhadap individu dapat di lakukan dengan cara menjalankan pola hidup sehat seperti dengan diet makanan rendah gula, kontrol makan dan olahraga, peran perawat pada aspek kuratif di  tujukan untuk program perawatan dan pengobatan individu terutama terjadinya penurunan berat badan, kelelahan, dan ketoasidosis dapat dilakukan dengan pemantauan nutrisi, kolaborasi dalam pemberian obat hiperglikemia oral, insulin dan pemantauan hasil gula darah. Sedangkan perawat pada aspek rehabilitatif ditujukan pada proses pemulihan kesehatan dengan cara mengoptimalkan kondisi fisik klien dan mempertahankan diet dan pengaturan makanan sehingga klien dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memodifikasi pola hidup sehat terutama pola makan dan kegiatan jasmani seperti olahraga.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Penyebab Timbulnya Penyakit Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Masyarakat  Di DKI Jakarta”

A.    Rumusan dan Batasan Masalah
Sebagaimana latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulisan ini mempunyai rumusan masalah yaitu:
Apakah yang menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus dan bagaimana pencegahannya?
Sedangkan batasan masalah penulisan ini yaitu penderita diabetes mellitus di DKI Jakarta.

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui apakah yang menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus dan bagaimana pencegahannya.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian
Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemi yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insentivitas sel terhadap insulin. (J. Corwin, Elizabeth, 2001: hal. 542).
Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Mansjoer, Arif, 2001: hal. 580).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. (Sudoyo, Aru W. “et.al”, 2009: hal. 1880).
Dari ketiga pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa diabetes melitus atau DM adalah penyakit yang disebabkan oleh tidak ada atau karena tidak efektifnya fungsi insulin karena penurunan produksi insulin, sehingga menyebabkan meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah.

B.     Klasifikasi Diabetes Mellitus
Diabetes melitus di bedakan menjadi empat , yaitu :
·     Tipe 1 : Diabetes yang tergantung pada insulin/IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
·     Tipe II       : Diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin/NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus).
·      Diabetes yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.
·      Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes mellitus atau GDM).
  
C.    Etiologi
Berdasarkan tipe diabetes diatas maka etiologi diabetes melitus adalah sebagai berikut :
1.   Diabetes tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) adalah penderita diabetes yang bergantung pada insulin, dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, dan imunologi.

Insulin Dependet Diabetes Mellitus (IDDM) / DM type I dipengaruhi oleh:
·         Destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun.
·         Faktor genetik yang mewarisi suatu predisposisi.
·         Faktor lingkungan, virus, toksin tertentu yang memicu proses autoimun.

2.    Diabetes tipe 2 atau NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus) yaitu penderita diabetes yang tidak bergantung pada insulin. Diabetes tipe II ini secara mekanisme yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin belum di ketahui.
Faktor genetik di perkirakan memegang peranan dalam proses tejadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko yang menyebabkan diabetes tipe II ini terjadi, faktor-faktor tersebut adalah usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga, gaya hidup, dan pola makan.

D.    Patofisiologi
Insulin disekresikan oleh sel II beta yang merupkan salah satu dari empat tipe sel dalam pulau II langerhans pankreas, Insulin merupakan hormon anabolik atau menyimpan kalori insulin juga menghambat pemecahan glukosan, protein, dan lemak yang disimpan pada DM tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Sehingga glukosa menjadi tidak terkendali dan tidak bisa disimpan di dalam hati.
Selanjutnya akan dapat menimbulkan hiperglikemia karena tidak ada pengendalian dalam proses glikogenelisis dan glukoneogenesis.


E.     Manifestasi Klinis
Sebagai pedoman dalam diagnosis DM, maka WHO mengeluarkan panduan diagnosis DM, yaitu :
                   a.      Gejala Klinis
1.   Gejala Khas, yang meliputi poliuria (Sering kencing), poliphagia (sering lapar), polidipsia (sering haus), lemas, dan berat badan turun.
2.      Gejala Lain
a. Sistem kardiovaskuler
Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat berdiri), penurunan volume dapat pula menimbulkan hipotensi yang nyata di sertai denyut nadi lemah dan cepat akibat penurunan volume cairan intravaskuler/dehidrasi.
b. Sistem gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen dan napas bau aseton akibat dari efek sampingan pemecahan lemak menjadi badan keton.
c. Sistem pulmoner
Hiperventilasi, pernapasan kussmaul sebagai kompensasi tubuh guna melawan efek dari pembentukan badan keton.
d. Sistem neurologi
Parestesia,  kesemutan, disfungsi seksual (impotensi pada laki-laki).
  
F.     Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang di buat oleh perawat profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau perawat profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status klien, baik aktual maupun resiko yang ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data hasil pengkajian terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya yang dapat di atasi melalui tindakan keperawatan. (Asmadi,  2008 : hal. 172)
Dalam penulisan pernyataan diagnosa keperawatan meliputi tiga komponen yaitu komponen P (problem/masalah), komponen E (etiologi/ penyebab), dan komponen S (symptom/tanda dan gejala). Secara teoritis diagnosa yang mungkin terjadi pada penderita penyakit diabetes melitus menurut Marilynn E. Doengoes (2000 : hal. 726) adalah sebagai berikut :
1.  Resiko defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik (dari hiperglikemia),   kehilangan gastrik berlebih, diare, muntah.
2. Gangguan nutrisi berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia, mual, lambung kembung.
3.   Resiko infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko perubahan sensori/perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen, ketidakseimbangan gula/insulin atau elektrolit.
5.   Kelelahan berhubungan dengan perubahan produksi energi metabolik perubahan kimia darah, insufisiensi insulin.
6.   Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat di obati, ketergantungan pada orang lain.
7.   Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan belajar berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kesalahan interpretasi/informasi, kurang mengingat.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penulisan ini maka telah diketahui penyebab timbulnya diabetes mellitus diantaranya adalah pola makan yang tidak sehat, gaya hidup, obesitas, riwayat hidup serta faktor lingkungan pun dapat mempengaruhinya. Untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesehatan individu dapat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan tentang diabetes melitus, untuk pencegahan terjadinya penyakit terhadap individu dapat di lakukan dengan cara menjalankan pola hidup sehat seperti dengan diet makanan rendah gula, kontrol makan dan olahraga, peran perawat pada aspek kuratif ditujukan untuk program perawatan dan pengobatan individu terutama terjadinya penurunan berat badan, kelelahan, dan ketoasidosis dapat dilakukan dengan pemantauan nutrisi, kolaborasi dalam pemberian obat hiperglikemia oral, insulin dan pemantauan hasil gula darah. Sedangkan perawat pada aspek rehabilitatif ditujukan pada proses pemulihan kesehatan dengan cara mengoptimalkan kondisi fisik klien dan mempertahankan diet dan pengaturan makanan sehingga klien dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memodifikasi pola hidup sehat terutama pola makan dan kegiatan jasmani seperti olahraga.




Daftar Pustaka
J. Corwin, Elizabeth. (2001). Buku Saku Patofisiologi. (dr. Brahm U. Pendit, Sp. KK., Penerjemah). Jakarta : EGC.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.