wibiya widget

Selasa, 28 Desember 2010

Terumbu Karang



Terumbu Karang Warisan Kekayaan

Keindahan bawah laut, merupakan surga tersendiri buat para divers. Hewan laut yang nggak biasa dan warna-warni terumbu karang nggak ada yang bisa mengalahkan keindahannya. Hal yang membanggakan lagi, di Negara kita terbentang 51.000km2 hutan terumbu karang, ini merupakan 21% dari seluruh hutan terumbu karang yang ada di seluruh dunia! Sayangnya, kekayaan alam yang tiada duanya ini, terancam kepunahannya. Ini artinya kepunahan biota laut lain, termasuk ikan dan juga erosi pantai, mengancam kehidupan kita.

Terumbu karang adalah the largest living structure on the planet dan termasuk ekosistem tertua yang hidup di bumi. Sekalipun hanya menutupi kurang dari 1% permukaan bumi, tapi terumbu karang merupakan rumah bagi 25% spesies ikan laut yang ada. Selain itu, 500 juta manusia menggantungkan hidupnya pada terumbu karang untuk mencari makan.
Wilayah timur perairan Indonesia masuk kedalam kawasan segitiga karang Dunia dimana Raja Ampat di perairan Papua merupakan jantung-nya. Dilihat dari spesies yang ada, disini terdapat 283 jenis ikan 1.074 spesies ikan, 699 jenis moluska, 5 jenis penyu, dan merupakan keberadaan 75% terumbu karang di segitiga karang dunia.
Selain melindungi pantai dari ombak besar yang menimbulkan erosi, terumbu karang menghasilkan oksigen bagi semua mahluk hidup di perairan, juga sudah dipakai sebagai pengobatan kanker, HIV, jantung korner, penyakit kulit, bahkan kerangka berkapurnya dipakai dalam proses pencangkokan tulang manusia.
77% dari seluruh terumbu karang di Asia Tenggara dan 40% rumput lautnya, terdapat di perairan Indonesia dan Fillipina. Sementara itu 88% dari terumbu karang, 85% hutan mangrove, dan lebih dari 50% dari rumput laut yang ada didalamnya telah terancam punah akibat ulah manusia.
Saat ini diperkirakan 10% dari terumbu karang yang ada di dunia dalam kondisi sangat rusak dan bahkan kemungkinan tidak dapat dipulihkan kembali. Dalam kurun waktu 20 tahun kedepan, apabila tidak ada upaya pelestarian intensif, maka diperkirakan 30% yang ada dalam kondis baik akan mengalami nasib yang sama. Jika kerusakan terus meningkat, pada tahun 2050 nanti, 70% dari seluruh terumbu karang di dunia akan punah.
Menurut data dari program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia atau Coral Reef Rehabilitation Management Program Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (COREMAP LIPI) tahun 2002, hanya sekitar 6,83% terumbu karang dari jumlah 85.707km2 terumbu karang yang ada di Indonesia berpredikat sangat baik. Terumbu karang yang sangat baik tersebut tersebar di 556 lokasi.
Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1cm saja. Jadi, selama 100 tahun karang batu hanya tumbuh setinggi 100cm. Jika kita merusak karang setinggi 5 meter, maka akan dibutuhkan waktu selama 500 tahun untuk kembali seperti kondisi semula.
Penyebab utama rusaknya terumbu karang, karena kegiatan menangkap ikan (over-fishing dan destructive-fishing seperti menggunakan bom atau potas), pengerukan pasir pantai sebagai bahan bangunan, pengurukan untuk pembangunan lahan, penebangan hutan dan pohon di sepanjang aliran sungai, serta pemutihan karang (coral bleaching) akibat pemanasan global dan pembuangan limbah ke laut. Sejak El Nino 1998, coral bleaching diperkirakan akan terus terjadi selama 20-25 tahun.


Mari kawan-kawan kita cintai bumi ini dengan melestarikan terumbu karang, demi anak cucu kita nanti…(^_^)

1 komentar:

Tulis Disini